Arrahmah.com

Puasa Assyura & Muharrom

�� Puasa 'Asyura dan Bulan Muharram

�� Sejarah ‘Asyura
Dari Ibnu Abbas Radiyallahu ‘Anhuma telah berkata: “Setelah Nabi Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari ‘Asyura, beliau bekata: “apakah ini?”, mereka menjawab: “Ini adalah hari yang baik dimana Allah menyelamatkan bani Israil dari musuh-musuhnya hingga Musa berpuasa pada hari itu”, selanjut-nya beliau berkata: “Saya lebih berhak atas Musa dari kalian”, maka beliau berpuasa dan memerin-tahkan shahabatnya untuk berpuasa pada hari itu (HR. Bukhari).

�� Keutamaan Puasa ‘Asyura
Dari Ibnu Abbas Radiyallahu ‘Anhuma telah berkata:
“Saya tidak melihat Nabi Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memperhatikan satu hari untuk berpuasa yang beliau utamakan dari selainnya, kecuali pada hari ini yakni hari ‘Asyura dan bulan ini yakni bulan Ramadhan” (HR. Bukhari).

Rasulullah bersabda: "Puasa ‘Asyura aku memohon kepada Allah agar dapat menghapus dosa setahun yang lalu. (HR.Muslim: 1162)

Hal ini sangat jelas merupakan keutama-an Allah bagi kita yang menghapus dosa setahun hanya dengan berpuasa sehari saja, sesungguhnya Allahlah Pemilik keutamaan yang agung.

�� Apakah Hari ‘Asyura Itu?
Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, bahwasanya ia telah berkata: “Rasulullah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memerintahkan berpuasa pada hari ‘Asyura, yaitu hari kesepuluh (dari bulan Muharram)”.(HR. Tirmidzi).

�� Disunnahkan Berpuasa Tasu’a Sebelum ‘Asyura
Dari Abdullah bin Abbas Radiyallahu ‘Anhuma telah berkata: “Ketika Rasulullah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berpuasa pada hari ‘Asyura dan memerintahkan shahabatnya untuk berpuasa, mereka berkata: “Wahai Rasulullah sesungguhnya ‘Asyura adalah hari yang diagung-kan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani, maka Rasulullah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Pada tahun mendatang Insya Allah kita juga akan berpuasa pada hari kesembilan” dia (Ibnu Abbas) berkata: “akan tetapi beliau Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah wafat sebelum tahun depan” (HR. Muslim).

Imam Syafi’i, Ahmad, Ishak dan lainnya berkata : Disunnahkannya berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh, karena Nabi Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berpuasa pada hari kesepuluh dan berniat berpuasa pada hari kesembilan.

Maka dari itu puasa ‘Asyura bertingkat-tingkat : (pertama): hanya berpuasa pada hari kesepuluhnya saja, (kedua): berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh dan (ketiga) dengan memperbanyak puasa pada bulan tersebut.

�� Hikmah Disunnahkannya Puasa Tasu’a
Imam Nawawi Rahimahullah berkata: “Sebagi-an ‘ulama dari shahabat kami dan lainnya menyebutkan beberapa pendapat tentang hikmah disunnahkannya puasa Tasu’a, dian-taranya adalah Untuk menyelisihi Yahudi yang hanya berpuasa pada hari kesepuluh”.

�� Dosa Apakah Yang Dihapus Pada Puasa ‘Asyura
Imam Nawawi Rahimahullah berkata: “Yang dihapus adalah semua dosa kecil dan tidak termasuk dosa besar”, (Lihat Al Majmu’ Syarhul Muhadzdzab juz 6 tentang puasa hari Arafah).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata: “Bersuci, sholat, puasa Ramadhan, puasa hari Arafah dan ‘Asyura hanya dapat menghapus dosa-dosa kecil” (Lihat Al Fatawa Al Kubra juz 5).

⏰ Kapan Puasa Tasu’ah dan ‘Asyura?
Pada tahun ini insya Allah Puasa Tasu’ah pada hari Kamis, 22 Oktober 2015 (09 Muharram 1437 H) dan Puasa ‘Asyuro pada hari Jum’at 23 Oktober 2015 ( 10 Muharram 1437 H).

---------------------------------
�� "Indahnya Berbagi" bersama Sedekah Lazis Wahdah
Sedekah Anda untuk Dakwah-Tahfizh-Yatim-Dhuafa
Jl. Antang Raya Makassar
0411496497/085315900900

Info Kegiatan & Program LAZIS Wahdah kunjungi
�� www.laziswahdah.com
��FB : Lazis Wahdah
�� instagram.com/laziswahdah/

✉ Silahkan disebar agar jadi ilmu bagi orang lain

comment 0 komentar:

Posting Komentar

Delete this element to display blogger navbar

 
Powered by Blogger